Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Fruit

Klaten, Sang penghasil "Emas Hijau" alpukat Merapi

Alpukat makin digemari dikalangan masyarakat Indonesia. Buah yang memiliki kandungan nutrisi tinggi ini banyak digemari kalangan ibu-ibu yang memiliki bayi. Tak cuma untuk bayi, para penjual jus buah yang sedang marak juga menyajikan menu jus alpukat sebgai menu unggulan. Manfaat lain dari alpukat adalah untuk menurunkan berat badan bagi ibu-ibu dan remaja putri yang sedang melakukan program diet. Dan masih banyak manfaat lainnya. Indonesia merupakan salah satu penghasil terbesar buah alpukat di dunia. Diurutan pertama Meksiko selaku penghasil alpukat terbesar di dunia. Pada 2016 jumlahnya mencapai 1.889.350 ton. Di posisi kedua ada Republik Dominika dengan 601.350 ton, lalu Peru dengan 455.390 ton dan Kolombia dengan 309.940 ton. Amerika Latin dan Tengah memang menjadi pemasok utama alpukat karena buah itu memang asli dari sana. Sedang Indonesia berada di posisi keempat dengan 304.940 ton. Tanaman alpukat disepanjang jalan di Klaten Saat ini makin banyak petani di Indones

Alpukat Merapi, Hasilnya tidak bikin rugi

Alpukat Merapi bukanlah jenis alpukat varietas baru, tapi merupakan tanaman alpukat yang banyak dibudidyakan oleh masyarakat diwilayah sekitar lereng gunung Merapi Jawa Tengah. Tanaman alpukat Merapi ini tersebar di beberapa kecamatan dan kabupaten yang berada di lereng gunug Merapi. Penghasil utama terutama di kabupaten Klaten dan Boyolali. Beberapa kecamatan di Boyolali yang membudidyakan alpukat adalah kecamatan Mojosongo, Musuk, Tamansari, hingga Cepogo. Sedang kecamatan penghasil alpukat di kabupaten Klaten adalah kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung. Kecamatan-kecamatan di Boyolali dan Klaten tersebut juga penghasil durian yang cukup terkenal. Tanaman yang aslinya berasal dari Amerika Tengah ini memang sangat cocok tumbuh di lereng gunung Merapi yang memiliki ketinggian antara 500-1000 mdpl. Tanaman alpukat ini mampu tumbuh tinggi hingga mencapai 20 meter. Budidaya tanaman alpukat sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan perawatan dengan biaya

7 varietas alpukat di Indonesia

Berbagai tipe alpukat telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Penyebaran itu termasuk keturunannya, baik keturunan dari hasil persarian sendiri maupun persarian silang alamiah antar tiga kelompok.  Sampai tahun 2003 telah dilepas 7 varietas alpukat, sebagai berikut : 1. Alpukat Ijo Bundar Alpukat ini berasal dari kebun Koleksi Tlekung, Batu, Malang. Varietas ini berbuah terus menerus, tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Selain itu gugur buah sedikit.  Berat buah mencapai 300-400 g/buah, diameternya 7,5 cm dengan panjang buah 9 cm. Permukaan kulit buah licin, berbintik kuning dengan tebal 1 mm. Bentuk buah lonjong atau oblong, berujung bulat dan pangkal buah tumpul. Buah muda kulitnya hijau muda yang berangsur tua saat matang. Daging buah tebal, berwarna kuning hijau, citarasa enak, gurih, dan kering. Bentuk biji jorong dengan ukuran 4 cm  x 5,5 cm. Dilepas pada tahun 1987 oleh Mentan dengan SK No. 15/Kpts/TP.240/I/1987. 2. Alpukat Ijo Panjang Varietas ini bentuk

Alpukat Merapi Bang Khosim

"Alpukat Merapi Bang Khosim menyediakan buah Alpukat yang berasal dari lereng gunung Merapi. Alpukat Merapi ini banyak dibudidayakan oleh para petani terutama di kabupaten Boyolali dan kabupayten Klaten Jawa Tengah. Daging buah Alpukat Merapi berwarna kuning seperti mentega, maka sering disebut dengan alpukat mentega."