Alpukat Merapi bukanlah jenis alpukat varietas baru, tapi merupakan tanaman alpukat yang banyak dibudidyakan oleh masyarakat diwilayah sekitar lereng gunung Merapi Jawa Tengah.
Tanaman alpukat Merapi ini tersebar di beberapa kecamatan dan kabupaten yang berada di lereng gunug Merapi. Penghasil utama terutama di kabupaten Klaten dan Boyolali. Beberapa kecamatan di Boyolali yang membudidyakan alpukat adalah kecamatan Mojosongo, Musuk, Tamansari, hingga Cepogo. Sedang kecamatan penghasil alpukat di kabupaten Klaten adalah kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung. Kecamatan-kecamatan di Boyolali dan Klaten tersebut juga penghasil durian yang cukup terkenal.
Tanaman yang aslinya berasal dari Amerika Tengah ini memang sangat cocok tumbuh di lereng gunung Merapi yang memiliki ketinggian antara 500-1000 mdpl. Tanaman alpukat ini mampu tumbuh tinggi hingga mencapai 20 meter. Budidaya tanaman alpukat sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan perawatan dengan biaya yang mahal. Asalkan syarat tumbuh tanaman alpukat terpenuhi dan perawatan dilakukan secara teratur, tanaman alpukat akan tumbuh subur dan cepat berbuah.
Ada beberapa jenis alpukat yang dibudidayakan oleh masyarakat disekitar lereng Merapi, diantaranya adalah alpukat Kendil, alpukat Wina, alpukat Hass, alpukat green star, dan bebeapa jenis alpukat lainnya. Para petani juga sering melakukan ujicoba kawin silang alpukat dengan harapan dapat menghasilkan buah alpukat yang memiliki daya jual tinggi.
Meskipun alpukat bisa berbuah dan dipanen sepanjang tahun, namun Buah alpukat Merapi mulai bisa dipanen sekitar bulan Oktober dan puncak panen berada di bulan Januari hingga Maret. Memasuki bulan Juni hingga Agustus, alpukat Merapi mulai sulit dicari di pasaran hingga petani. Pada bulan-bulan itu harga alpukat Merapi mulai menanjak hingga menjadi rebutan ditingkat pengecer.
Salah satu keunggulan alpukat Merapi adalah warna buah kekuningan seperti mentega. Ini menjadi salah satu alasan mengapa setiap penjual dan konsumen menginginkan alpukat jenis mentega. Keunggulan lain dari alpukat Merapi ini adalah jika dibuat jus alpukat tidak akan encer dan tidak berserat. itulah mengapa ketika sekitar bulan Juni hingga Agustus, pasar-pasar di pulau Jawa mendapat pasokan alpukat yang melimpah dari Sumatra, terutama Aceh, Padang dan Lampung, alpukat Merapi tetap memiliki nilai jual yang tinggi hingga mencapai kisaran harga lebih dari Rp 30,000/kg hingga Rp 40.000/kg.
Tanaman alpukat Merapi ini tersebar di beberapa kecamatan dan kabupaten yang berada di lereng gunug Merapi. Penghasil utama terutama di kabupaten Klaten dan Boyolali. Beberapa kecamatan di Boyolali yang membudidyakan alpukat adalah kecamatan Mojosongo, Musuk, Tamansari, hingga Cepogo. Sedang kecamatan penghasil alpukat di kabupaten Klaten adalah kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung. Kecamatan-kecamatan di Boyolali dan Klaten tersebut juga penghasil durian yang cukup terkenal.
Tanaman yang aslinya berasal dari Amerika Tengah ini memang sangat cocok tumbuh di lereng gunung Merapi yang memiliki ketinggian antara 500-1000 mdpl. Tanaman alpukat ini mampu tumbuh tinggi hingga mencapai 20 meter. Budidaya tanaman alpukat sangat mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan perawatan dengan biaya yang mahal. Asalkan syarat tumbuh tanaman alpukat terpenuhi dan perawatan dilakukan secara teratur, tanaman alpukat akan tumbuh subur dan cepat berbuah.
Ada beberapa jenis alpukat yang dibudidayakan oleh masyarakat disekitar lereng Merapi, diantaranya adalah alpukat Kendil, alpukat Wina, alpukat Hass, alpukat green star, dan bebeapa jenis alpukat lainnya. Para petani juga sering melakukan ujicoba kawin silang alpukat dengan harapan dapat menghasilkan buah alpukat yang memiliki daya jual tinggi.
Meskipun alpukat bisa berbuah dan dipanen sepanjang tahun, namun Buah alpukat Merapi mulai bisa dipanen sekitar bulan Oktober dan puncak panen berada di bulan Januari hingga Maret. Memasuki bulan Juni hingga Agustus, alpukat Merapi mulai sulit dicari di pasaran hingga petani. Pada bulan-bulan itu harga alpukat Merapi mulai menanjak hingga menjadi rebutan ditingkat pengecer.
Salah satu keunggulan alpukat Merapi adalah warna buah kekuningan seperti mentega. Ini menjadi salah satu alasan mengapa setiap penjual dan konsumen menginginkan alpukat jenis mentega. Keunggulan lain dari alpukat Merapi ini adalah jika dibuat jus alpukat tidak akan encer dan tidak berserat. itulah mengapa ketika sekitar bulan Juni hingga Agustus, pasar-pasar di pulau Jawa mendapat pasokan alpukat yang melimpah dari Sumatra, terutama Aceh, Padang dan Lampung, alpukat Merapi tetap memiliki nilai jual yang tinggi hingga mencapai kisaran harga lebih dari Rp 30,000/kg hingga Rp 40.000/kg.
Komentar